“maaf”, jarang diucap tapi banyak di ketik.
momen lebaran jadi ajang maaf-maafan. penulis kehilangan esensi “maaf” karena kebanyakan meminta maaf ke penulis hanya dirasa sebagai formalitas.
penulis belakangan banyak menerima maaf tapi kesalahan tetap diulang, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sebagian besar membuat kesalahan, dimana sejak lahir ketika buat kesalahan kita diajarkan untuk meminta maaf.
namun dirasa penulis maaf, mulai kehilangan esensi ———————–xxx
xbantu penulis melanjutkan tulisan. MAAF… otak penulis tidak sedang berjalan.
apakah penulis melakukan kesalahan? untuk apa minta maaf?
Comments